Dorong Pengembangan Ekonomi Hijau dan Pemberdayaan Masyarakat, FORMIKA Kutim Gelar Sosialisasi

oleh

SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) berharap terbentuknya FORMIKA Kutim dapat mendorong keberlanjutan ekonomi, khususnya dalam pengembangan ekonomi inklusif untuk pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi hijau.

Hal tersebut disampaikan Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman saat membuka acara Sosialisasi Forum Multi pihak Pembangunan Berkelanjutan (FORMIKA) Kutim, kamis (15/5/2024) di D’Longe Room Hotel Royal Victoria Sangatta.

“FORMIKA juga diharapkan dapat mendorong keberlanjutan sosial, khususnya dalam menurunkan angka kemiskinan, stunting, dan pengarusutamaan gender. keberlanjutan lingkungan khususnya dalam mendukung pembangunan yang terintegrasi dan berwawasan lingkungan serta penguatan tata kelola dan kebijakan daerah khususnya dalam pelestarian lingkungan dan sumber daya alam,” ujar Bupati Ardiansyah.

Dirinya ingin FORMIKA dapat berperan secara aktif dengan menjalankan tugas dan fungsinya secara efektif dalam mendukung pengembangan paradigma, gagasan, ide dan konsep untuk pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

Terakhir dirimya berterima kasih dan apresiasi kepada Mitra Strategis Pembangunan yaitu USAID SEGAR dan GIZ Sustain yang telah memberikan dukungan teknis terlaksananya implementasi IYB maupun terbentuknya FORMIKA di Kabupaten Kutai Timur.

Sebelumnya Ketua Harian FORMIKA Kutim Abdul Kader menyampaikan FORMIKA wadah kolaboratif bagi pemerintah daerah, swasta, LSM, akademisi, dan masyarakat sipil untuk membahas isu-isu utama perkebunan yang dihadapi, mengidentifikasi solusi dan strategi untuk meningkatkan keberlanjutan sektor perkebunan.

“Selain itu untuk mengembangkan dan mendukung implementasi kebijakan yang mempromosikan praktik porkebunan berkelanjutan dan mendorong partiaipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan perkebunan yang ramah lingkungan dan Inklusif,” beber Abdul Kader.

Dirinya menerangkan rencana Implementasi awal Forum Multi Pihak Pembangunan Berkelanjutan Kabupaten Kutai Timur meliputi aktivasi forum melalui penjadwalan pertemuan rutin dan kegiatan forum, penyusunan dokumen kelengkapan forum yang meliputi AD/ART, SOP dan mekanisme kerja forum.

“Termasuk Pengidentifikasian dan mengundang stakeholder kunci, penyusunan rencana kerja Jangka pendek dan jangka Panjang serta merancang diskusi tematik sebagai kegiatan kolaborasi awal,” tuturnya. (ADV/G-S08)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *