SANGATTA – Dalam upaya Implementasi mata pelajaran muatan lokai serta revitalisasi bahasa daerah, Disdikbud Kutai Timur (Kutim) menggelar Workshop Implementasi Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Kutai untuk Kelas I dan IV Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar (SD) untuk Wilayah Zona II.
Kegiatan digelar pada 20-23 Agustus 2023 Hotel Kutai Permai Sangatta Utara yang diikuti 121 peserta, terdiri dari Guru Kelas I sebanyak 61 Peserta dari Kecamatan Kaliorang, Karangan, Kaubun, Sandaran dan Sangkulirang dan Guru Kelas IV sebanyak 81 Peserta dari Kecamatan Kakorang, Karangan, Kaubun, Sandaran dan Sangkulirang. Yang menjadi Nara Sumber dari Balai Bahasa Provinsi Kaltim dan Disdikbud Kutim.
Dalam sambutannya, Kadisdikbud Kutim Mulyono berharap para peserta dapat menyadari, memahami dan mengetahui bahwa Kaltim akan menjadi Ibu Kota Negara (IKN), oleh karena itu otomatis akan banyak pendatang yang akan masuk ke Kaltim, baik urusan pemerintahan maupun wirausaha.
“Kalau kita tidak membentengi atau melestarikan budaya dan bahasa kita (bahasa Kutai) maka nanti tidak ada lagi kita dengar kata etam, nyawa yang ada nanti elu, gue. Jadi inilah cara kita membentenginya,” ujar Mulyono.
Kadisdikbud Kutim Mulyono
Selain bahasa Kutai, sambung Mulyono, di Kaltim juga akan dikembangkan bahasa Paser dan Berau. Setelah ini sukses nantinya akan dilanjutkan dengan bahasa Banjar dan Dayak, hal ini diketahui saat dirinya bertemu dengan orang dari Balai Bahasa Provinsi Kaltim.
Dengan dilaksanakan workshop ini, dirinya berharap dapat mencetak guru-guru yang mampu mengajarkan muatan lokal bahasa Kutai. Karena ini kesempatan langka mantan camat Rantau Pulung ini ingin para peserta dapat menyerap ilmu yang diberikan narasumber semaksimal mungkin.
“Setelah pulang dari sini (workshop) kita semua sudah punya satu pemahaman, sehingga dalam menerapkan program ini di sekolah bisa berjalan dengan lancar,” harapnya.
Sekretaris Disdikbud Irma Yuwinda
Sebelumnya Ketua Panitia yang juga sebagai Sekretaris Disdikbud Irma Yuwinda dalam laporannya mengatakan tujuan kegiatan ini adalah pelestarian dan perlindungan bahasa Kutai, kemudian untuk penambahan jumlah penutur, khususnya penutur muda agar bahasa Kutai digunakan terus menerus dan menjadi identitas bangsa dan tidak punah.
“Selain itu untuk memberikan pembekalan kepada guru pengajar kelas I dan IV dalam melaksanakan proses pembelajaran pada mata pelajaran muatan lokal bahasa Kutai,” ujar Irma.
Selanjutnya disampaikan, tujuan lainnya adalah memberikan pemahaman penggunaan modul Ajar bahasa Kutai yang telah dipersiapkan oleh Disdikbud Kutim.
“Kegiatan ini juga sebagai ajang diskusi terkait penyajian proses pembelajaran yang efektif dan terbaik sebagai mata pelajaran baru yang akan diterapkan di kelas I dan IV tahun ajaran 2023 – 2024 jenjang SD,” kata ia.