Bupati Ardiansyah Sebut Pemahaman Tanggap Darurat Kebencanaan Menjadi Intstrumen Penting

oleh

SANGATTA – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman menyebut, pemahaman terkait tanggap darurat kebencanaan menjadi intstrumen penting di setiap daerah, untuk bisa memahami langkah-langkah apa yang harus di lakukan oleh pemerintah dalam menangani permasalahan yang terjadi, terutama di wilayah yang rawan terjadi bencana yang bisa menimbulkan korban jiwa.

“Kita bersyukur adanya Bimbingan Teknis (Bimtek) ini, harusnya sudah di laksanakan beberapa waktu yang lalu, karena kita (Kutim) baru saja mengeluarkan tanggap bencana daerah, terkait musibah banjir beberapa waktu lalu,” ujarnya saat memberikan sambutan pada Bimtek dan Penyusunan Dokumen tentang Pengkajian Kebutuhan PascaBencana (Jitupasna) dan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi PascaBencana(R3PB) garapan BPBD Provinsi Kaltim yang bekerjasama dengan BPBD Kutim pada Senin (22/05/2023).

Dalam kegiatan yang berlangsung di Hotel Royal Victoria Sangatta, orang nomor satu di Kutim itu menyebut, adanya musibah tersebut, menyisakan pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah untuk bisa segera menyelesaikan permasalahan tersebut, satu di ataranya terkait, tim pengkajian yang terdiri dari instansi/lembaga teknis/non teknis terkait yang bertugas melaksanakan kegiatan kaji cepat bencana dan dampak bencana pada saat tanggap darurat.

“Dan IsyaAllah, peserta yang hadir dalam Bimtek ini juga akan menjadi bagian yang akan menjadi tim pengkajian bencana kabupaten,” ucap Ardiansyah di hadapan Kepala Pelaksana BPBD Kaltim Agustianur, Kepala BPBD Kutim Muhammad Idris Syam serta undangan yang hadir.

Dengan adanya Bimtek yang akan berlangsung mulai tanggal 22 hingga 25 Mei 2023 ini, dirinya berharap, bisa menjadi bekal seluruh jajaranya saat mengeluarkan kebijakan terkait tanggap bencana daerah yang sesuai prosedur dan tidak melanggar perundang-undangan yang berlaku.

Sebelumnya, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Kaltim, Andi Wahyudi, mengatakan, rehabilitasi dan rekontruksi merupakan bagian dari penyelenggaraan penanggulangan bencana memerlukan proses penilaian atas kerusakan dan kerugian serta kebutuhan yang bersifat koperhensif, baik fisik maupun kemanusiaan, hal tersebut menjadi latar belakang adanya bimtek kali ini yang menghadirkan narasumber dari Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Untuk peserta berjumlah 30 orang, yang merupakan pegawai di instasi terkait di Lingkungan Pemerintahan Kutim,” ujarnya. (ADV/G-S08)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *